Selasa, 20 Maret 2012

MANUSIA DAN PENDERITAAN


MANUSIA DAN PENDERITAAN (KENAIKAN Harga BBM)

         Kesengsaran Rakyat Dimulai dari naiknya harga bahan bakar Minyak (BBM),Kebijakan Pemerintah untuk menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang berimplikasi pada kenaikan harga merupakan kebijakan yang menyengsarakan  rakyat, siap atau tidak, untuk semakinmenderita. Kebijakan itu akan menamah beban rakyat miskin,pilihan yang diberikan Pemerintah untuk masyarakat, tentang besaran kenaikan antara Rp 1.000 - Rp 1.500, merupakan pilihan yang sama-sama memberatkan. "Rakyat disuruh memilih, naik seribu atau naik seribu lima ratus, itu sama saja implikasinya pada masyarakat miskin, rakyat semakin menderita. Rakyat tidak hanya akan menanggung beban sebanyak 8 persen, seperti yang sekarang dibicarakan di Jakarta, tetapi 50 persen.. Karena pengeluaran masyarakat miskin, 70 persen adalah makan, minum, dan transportasi. Sisanya baru pendidikan dan kesehatan. Jadi tidak mungkin kalau implikasinya hanya 8 persen ada banyak cara yang bisa dilakukan Pemerintah untuk menutup difisit anggaran, selain dengan menghapus subsidi BBM. "Pemerintah mengalami kebocoran anggaran sekitar 30 persen setiap tahunnya. Seandainya, 10 persen saja, bisa diselamatkan, Pemerintah tidak perlu menghapus subsidi BBM, karena implikasinya akan sangat luas,Selanjutnya, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dijanjikan Pemerintah untuk rakyat miskin, munurutnya juga hanya akan sia-sia. "BLT itu sifatnya sementara, dibagikan langsung habis. BLT tidak akan mampu menggantikan dampak yang terjadi pada masyarakat baik langsung atau pun tidak langsung, khususnya pada masyarakat miskin,pada akhirnya rakyat hanya bisa menerima ,sekuat apapun menolak BBM akan tetap naik,mungkin kita harus berpikir apa lagi yang bisa dikerjakan,Jangan ragukan daya tahan rakyat Indonesia, dari 350 th dijajah Belanda lalu Jepang,sudah berkali-kali kenaikan BBM ini dirasakan. Biasanya dalam keterbatasan akan muncul ide-ide brilian untuk mangatasi masalah. Yang perlu penanganan segera adalah membunuh korupsi untuk kesejahteraan dan smoga dengan kepepet ini muncul keberanian untuk menghukum mati koruptor dan memiskinkannnya,jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jadi dinaikkan maka tarif angkutan umum dipastikan akan naik,kalau jadi harga BBM dinaikkan tanggal 1 April 2012 secara jelas sesuai harga, tarif penumpang akan dinaikkan,kenaikan tarif akan berkisar 30-35 persen jika harga BBM naik sekitar 35 persen atau seperti yang diusulkan pemerintah yakni menjadi Rp 6.000 per liternya (Premium),Ketika ditanya mengenai pernyataan Kementerian Perhubungan bahwa tarif angkutan umum diharapkan tidak naik,ia pun bertanya apa alasan pemerintah memberikan pernyataan tersebut,Pemerintah harus bisa memberikan alasan yang jelas dari imbauannya tersebut,Menurut Organda, kenaikan tarif mau tidak mau harus dilakukan karena porsi biaya BBM sebesar 30 persen dari biaya operasional angkutan umum,Artinya beban biaya semakin besar jika harga BBM dinaikkan,Sebelumnya Kementerian Perhubungan menyatakan tarif angkutan umum diharapkan tidak naik sekalipun harga BBM bersubsidi akan naik menjadi Rp 6.000 per liternya. Pemerintah akan memberikan kompensasi Rp 4,8 triliun dan akan membantu konversi dari penggunaan BBM ke bahan bakar gas untuk membantu angkutan umum dalam menghadapi kenaikan harga BBM,Ini kan tarif angkutan jalan kalau bisa kan tidak naik,Makanya diambil opsi kita akan membantu angkutan umum itu konversi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas,"teror" untuk rakyat tentang rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sungguh makin tak terkendali,Berbagai kajian, perhitungan dan penjelasan rasional sudah tak didengar pemerintah. Berbagai alasan dan dalih pembenaran soal akan bangkrutnya negara hingga jebolnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi senjata kerasnya pemerintah untuk tetap menaikkan harga BBM, pemerintah tidak sadar atas kekeliruannya yang amat mendasar yaitu selain melanggar Undang-Undang (UU), APBN yang 'menjanjikan' rakyat tidak akan menaikkan harga BBM ternyata dilanggarnya sendiri. Kondisi ini membawa kedaulatan rakyat telah runtuh sehingga tidak ada lagi kepercayaan rakyat kepada pemerintahnya sendiri"Tidak ada kecerdasan emosi dan logika,Jika pemerintah yakin mau menaikkan,marilah berhitung sama-sama semua komponen biaya produksi minyak kita,dengan negeri maupun impor,Buka juga realisasi pemasukan negara dari sektor energi baik pajak maupun PNBP,Namun yang terjadi adalah pemerintah tidak akuntabel,tidak jujur dan tidak transparan,Maka lanjut tidak ada alasan untuk menaikkan BBM bersubsidi itu"Realistis saja,Jika keterbukaan ada dan memang kondisi negara benar-benar sedang 'berdarah-darah' pasti rakyat akan mengerti dan paham,kalau pemerintah mau jujur terhadap masyarakan INDONESIA.